Selasa, 22 September 2009

Hal Stress yang Menjadi Musuh dalam Selimut


Dr. Hans Selye (penyelidikan tahun 1936) memang berada pada penemuan yang benar. Setelah begitu lama melaksanakan risetnya yang pada permulaan ditentang oleh dunia kedokteran , atau yang hanya menyangkut hal anatomi fisik tubuh manusia saja, kini penemuan itu telah diakui oleh dunia ahli kesehatan atau para dokter.
Beliau telah menjadi sangat terkenal diantara para dokter yang tadinya meremehkan penemuanya tersebut. Hal ini dilaksanakan pada laboratorium di Kanada yang menyangkut ‘simtom’ atau gejala yang diproduksi oleh kimiawi tubuh yang dirasakan tidak penting oleh pendapat teman-teman sejawatnya

Gejalanya tersebut hingga saat terkini masih saja belum mendapatkan perhatian yang seksama. Hal ini juga terjadi karena hal itu terdapat pada hampir semua bentuk penyakit yang mana tidak disangka disebabkan oleh gejala stress, biang keladinya penurunan Imunitas tubuh dimana observasi atau pantauan dari suatu penyakit atau ‘diagnosa’ dibuat rumit tanpa memikirkan bahwa gejala stres tadi bisa menjadi penyebab utamanya!
Pada dasarnya beliau mengutamakan pantauan reaksi-reaksi dari proses perobahan skala bentuk atau struktur ‘kemis’ (kimiawi) tubuh yang menyangkut penyakit-penyakit dan juga gejala yang lainya. Hal ini mempunyai perhatianya yang ia pantau dengan seksama dan tuntas. Hanya saja, bila beliau dapat memberikan bukti bahwa adanya penyakit itu ternyata disebabkan oleh adanya enzim-enzim stress didalam kimiawi tubuh, maka para dokter lainya baru menaruh perhatian terhadap penemuan beliau tersebut.
Sejak itu para teman sejawat selalu memperhitungkan dengan ‘serius’ gejala yang dapat dibuktikan didalam penyelidikanya. Dengan demikian ditemukan suatu penyimpangan dari keteraturan prose kemis tubuh yang dinamakan G.A.S. atau ‘General Adaptive Syndrome’ (sindrom adaptasi umum). Apa yang ditemukan ternyata adalah group yang ditimbulkan oleh proses kemis tubuh tersebut.
Didalam kenyataannya, orang-orang yang terserang hormon seperti itu tidak dapat merasakanya melalui suatu ‘pemberi tahuan’ oleh tubuh bahwa hal itu merupakan hadirnya kondisi stress dan ditanggapi sebagai suatu gejala yang kurang serius dan penting untuk dapat diawasi. Inilah yang lalu dianggap sebagai suatu kebiasaan atau ‘trend’ atau efek sampingan tubuh yang menghadirkan suatu peristiwa kondisi stress tersebut.
Pada mulanya Selye sudah berada pada jalan yang benar dengan mengusut adanya proses hormonal yang menjadi penimbulan stress tersebut. Tapi didalam perjalan lanjut dari risetnya, beliau telah melaksanakan jalan menyimpang pada azas penemuanya itu sendiri, dimana ia mencari pengobatanya melalui medikamen kemis non-alami, sehingga kembali pada system allopatis. Ia mencoba mencari keseimbangan pada proses kimiawi tubuh melalui system farmasi yang menjadi bertentangan dengan perjalanan penemuannya semula. Beliau telah melaksanakan observasi penting di dalam menanggulangi gejala stress tapi karena hal spiritual saat itu belum muncul pada permukaan telah dihadang oleh keterbatasanya sendiri.
Sumbangan pengetahuanya yang menyangkut gejala stress pada ilmu kedokteran telah memberikan bukti, bahwa di dalam banyak penimbulan penyakit, hal stress seharusnya dapat diperhitungkan sebagai sumber “utama”-nya. Pengakuan penyimpangannya di dalam hal ini membawa namanya mencuat tinggi dan terkenal sebagai orang pertama yang menggugat, bahwa penyakit itu tidak seharusnya hanya dianalisa secara fisik saja. Ada gejala-gejala lain yang harus lebih diperhatikan serta diperhitungkan di dalam suatu .
Pada zamanya ia menjadi kehilangan pegangan karena hanya mengutamakan hal kondisi fisik saja dan tidak mengutamakan mind atau mental, yang menjadi penyebab dari rusaknya imunitas tubuh. Pada saat itu ia pun mempunyai persepsi, bahwa komunikasi di dalam tubuh terjadi karena hanya dari proses kimiawi tubuh itu sendiri dan tidak mengetahui, bahwa Mental atau Mind mempunyai peran yang dominan pada perjalanan prosesnya, yang juga menyangkut system nerves atau persyarafanya.
Tapi sebagai hasil akhir, kini para dokter atau ahli-ahli kesehatan telah tergugah dan menghargai Dr.Hans Selye dengan penemuanya itu. Memang para pembaca, kita di dalam hal memantau suatu penyakit masih pada taraf analisa melulu dan kurang menanggapi penemuan-penemuan Mental dan Spiritual. Pada dimensi subyektif yang kreatif itu, banyak sekali dapat ditemukan dari dasar suatu kejadian serta peristiwa. Dan melalui suatu akan mudah sekali untuk meraih sumber-sumber tersebut, sehingga penyelesaian dari berbagai macam dan bentuk masalah global dan detil mendapatkan penyelesaianya!(Ijs)

Sumber :
H.Rd.Lasmono Abdulrify Dyar, Dipl.Sys.Ing., Ph.D.
Lecturer dan Director/Coordinator, Indonesian Territory
Silva International Incorporation of The Silva Method,
Laredo - Texas - United States of America.

http://www.indosiar.com/kolom/80598/hal-stress-yang-menjadi-musuh-dalam-selimut
23 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar